“Kehangatan di tengah perbedaan”. Detik-detik awal iklan tersebut berisi sorotan terhadap perbedaan atau konflik yang tidak boleh menjadi sumber perpecahan. Jika baru pertama kali menyimak iklannya, tidak ada yang menyangka kalau itu iklan dari mie instan. Menjelang iklannya kelar, barulah nampak kalau itu adalah iklan Indomie. Belakangan ini, indomie juga mengangkat Al Ghazali sebagai talent iklannya. Al yang menjadi icon anak muda saat ini diharap dapat membantu marketing Indomie yang menyasar pasar orang muda di Indonesia. Respon masyarakat pun luar biasa. Indomie menjadi sebuah produk laris manis. Bisa ditemukan dengan mudah di warung kaki lima sampai department store terkemuka. Di konsumsi orang-orang sederhana sampai konglomerat. Komitmen PT. Indofood untuk menjadikan Indomie sebagai brand terkemuka pun membuahkan hasil. Sejak tahun 2000-an Indomie telah menyabet berbagai penghargaan. Seperti misalnya Indonesia Best Brand Award (IBBA) pada tahun 2003 dan 2014, Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) pada tahun 2002, 2005 dan 2011. Untuk urusan pengemasan yang ramah lingkungan, Indomie pernah memenangkan penghargaan Indonesia Best Packaging Award pada tahun 2009 untuk produk Indomie rasa Soto Betawi. Masih banyak lagi penghargaan lain yang diperolehnya. Untuk daftar selengkapnya, silahkan buka link yang saya sertakan pada akhir artikel ini. Nah, belum lama ini Indomie kembali mencuri perhatian. Kantar Worldpanel, sebuah perusahaan yang bergelut dalam bidang riset pasar dan industri merilis hasil penelitiannya mengenai produk-produk laris di Indonesia dalam kategori FMCG (Fast Moving Consumer Goods), atau produk murah yang perputaran omsetnya relatif cepat. Penelitian yang bertajuk Brand Footprint 2015 ini mengambil sampling 5.680 rumah tangga di Indonesia. Hasilnya Indomie adalah produk yang paling sering dicari untuk konsumsi rumah tangga. Empat produk lain yang juga menempati urutan teratas adalah Mie Sedap, Royco, So Klin dan Frisian Flag. Selain sukses membangun brand di dalam negeri, Indomie juga berhasil memasuki pasar internasional. Sampai saat ini penjualan Indomie telah menjangkau pasar tidak kurang dari 80 negara mulai dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Hongkong sampai ke Australia, negara-negara di Timur Tengah bahkan sampai ke Amerika.
Untuk urusan branding,
Indomie memang salah satu yang terbaik. Kalau kita simak iklan Indomie
yang ditayangkan di media mainstream, bisa terlihat kalau konsep
iklannya dipersiapkan dengan baik. Konsep tersebut tidak hanya melekat
pada bauran promosinya, tetapi juga pada produk yang ditawarkan kepada
customer. Kalau masih ingat beberapa waktu lalu produk-produk Indomie
yang dirilis ke pasaran mengangkat kekayaan kuliner daerah-daerah di
Indonesia. Ini sebuah inovasi dan gebrakan yang berani mengingat
persaingan taste mie instan saat itu lebih cenderung pada rasa yang
sudah sangat familiar di lidah, seperti kari, kaldu dan sejenisnya.
Berbicara konsep iklan, belum lama ini Indomie mengangkat tema
“Kehangatan di tengah perbedaan”. Detik-detik awal iklan tersebut berisi
sorotan terhadap perbedaan atau konflik yang tidak boleh menjadi sumber
perpecahan. Jika baru pertama kali menyimak iklannya, tidak ada yang
menyangka kalau itu iklan dari mie instan. Menjelang iklannya kelar,
barulah nampak kalau itu adalah iklan Indomie.
Belakangan ini, indomie juga mengangkat Al Ghazali sebagai talent
iklannya. Al yang menjadi icon anak muda saat ini diharap dapat membantu
marketing Indomie yang menyasar pasar orang muda di Indonesia.
Respon masyarakat pun luar biasa. Indomie menjadi sebuah produk laris
manis. Bisa ditemukan dengan mudah di warung kaki lima sampai department
store terkemuka. Di konsumsi orang-orang sederhana sampai konglomerat.
Komitmen PT. Indofood untuk menjadikan Indomie sebagai brand terkemuka
pun membuahkan hasil. Sejak tahun 2000-an Indomie telah menyabet
berbagai penghargaan. Seperti misalnya Indonesia Best Brand Award (IBBA)
pada tahun 2003 dan 2014, Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA)
pada tahun 2002, 2005 dan 2011. Untuk urusan pengemasan yang ramah
lingkungan, Indomie pernah memenangkan penghargaan Indonesia Best
Packaging Award pada tahun 2009 untuk produk Indomie rasa Soto Betawi.
Masih banyak lagi penghargaan lain yang diperolehnya. Untuk daftar
selengkapnya, silahkan buka link yang saya sertakan pada akhir artikel
ini.
Nah, belum lama ini Indomie kembali mencuri perhatian. Kantar
Worldpanel, sebuah perusahaan yang bergelut dalam bidang riset pasar dan
industri merilis hasil penelitiannya mengenai produk-produk laris di
Indonesia dalam kategori FMCG (Fast Moving Consumer Goods), atau produk
murah yang perputaran omsetnya relatif cepat. Penelitian yang bertajuk
Brand Footprint 2015 ini mengambil sampling 5.680 rumah tangga di
Indonesia. Hasilnya Indomie adalah produk yang paling sering dicari
untuk konsumsi rumah tangga. Empat produk lain yang juga menempati
urutan teratas adalah Mie Sedap, Royco, So Klin dan Frisian Flag.
Selain sukses membangun brand di dalam negeri, Indomie juga berhasil
memasuki pasar internasional. Sampai saat ini penjualan Indomie telah
menjangkau pasar tidak kurang dari 80 negara mulai dari negara tetangga
seperti Singapura, Malaysia, Hongkong sampai ke Australia, negara-negara
di Timur Tengah bahkan sampai ke Amerika.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/picalgadi/indomie-produk-terlaris-di-indonesia_55764697cd92739843bb9ed4
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/picalgadi/indomie-produk-terlaris-di-indonesia_55764697cd92739843bb9ed4
Untuk urusan branding,
Indomie memang salah satu yang terbaik. Kalau kita simak iklan Indomie
yang ditayangkan di media mainstream, bisa terlihat kalau konsep
iklannya dipersiapkan dengan baik. Konsep tersebut tidak hanya melekat
pada bauran promosinya, tetapi juga pada produk yang ditawarkan kepada
customer. Kalau masih ingat beberapa waktu lalu produk-produk Indomie
yang dirilis ke pasaran mengangkat kekayaan kuliner daerah-daerah di
Indonesia. Ini sebuah inovasi dan gebrakan yang berani mengingat
persaingan taste mie instan saat itu lebih cenderung pada rasa yang
sudah sangat familiar di lidah, seperti kari, kaldu dan sejenisnya.
Berbicara konsep iklan, belum lama ini Indomie mengangkat tema
“Kehangatan di tengah perbedaan”. Detik-detik awal iklan tersebut berisi
sorotan terhadap perbedaan atau konflik yang tidak boleh menjadi sumber
perpecahan. Jika baru pertama kali menyimak iklannya, tidak ada yang
menyangka kalau itu iklan dari mie instan. Menjelang iklannya kelar,
barulah nampak kalau itu adalah iklan Indomie.
Belakangan ini, indomie juga mengangkat Al Ghazali sebagai talent
iklannya. Al yang menjadi icon anak muda saat ini diharap dapat membantu
marketing Indomie yang menyasar pasar orang muda di Indonesia.
Respon masyarakat pun luar biasa. Indomie menjadi sebuah produk laris
manis. Bisa ditemukan dengan mudah di warung kaki lima sampai department
store terkemuka. Di konsumsi orang-orang sederhana sampai konglomerat.
Komitmen PT. Indofood untuk menjadikan Indomie sebagai brand terkemuka
pun membuahkan hasil. Sejak tahun 2000-an Indomie telah menyabet
berbagai penghargaan. Seperti misalnya Indonesia Best Brand Award (IBBA)
pada tahun 2003 dan 2014, Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA)
pada tahun 2002, 2005 dan 2011. Untuk urusan pengemasan yang ramah
lingkungan, Indomie pernah memenangkan penghargaan Indonesia Best
Packaging Award pada tahun 2009 untuk produk Indomie rasa Soto Betawi.
Masih banyak lagi penghargaan lain yang diperolehnya. Untuk daftar
selengkapnya, silahkan buka link yang saya sertakan pada akhir artikel
ini.
Nah, belum lama ini Indomie kembali mencuri perhatian. Kantar
Worldpanel, sebuah perusahaan yang bergelut dalam bidang riset pasar dan
industri merilis hasil penelitiannya mengenai produk-produk laris di
Indonesia dalam kategori FMCG (Fast Moving Consumer Goods), atau produk
murah yang perputaran omsetnya relatif cepat. Penelitian yang bertajuk
Brand Footprint 2015 ini mengambil sampling 5.680 rumah tangga di
Indonesia. Hasilnya Indomie adalah produk yang paling sering dicari
untuk konsumsi rumah tangga. Empat produk lain yang juga menempati
urutan teratas adalah Mie Sedap, Royco, So Klin dan Frisian Flag.
Selain sukses membangun brand di dalam negeri, Indomie juga berhasil
memasuki pasar internasional. Sampai saat ini penjualan Indomie telah
menjangkau pasar tidak kurang dari 80 negara mulai dari negara tetangga
seperti Singapura, Malaysia, Hongkong sampai ke Australia, negara-negara
di Timur Tengah bahkan sampai ke Amerika.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/picalgadi/indomie-produk-terlaris-di-indonesia_55764697cd92739843bb9ed4
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/picalgadi/indomie-produk-terlaris-di-indonesia_55764697cd92739843bb9ed4
Untuk urusan branding,
Indomie memang salah satu yang terbaik. Kalau kita simak iklan Indomie
yang ditayangkan di media mainstream, bisa terlihat kalau konsep
iklannya dipersiapkan dengan baik. Konsep tersebut tidak hanya melekat
pada bauran promosinya, tetapi juga pada produk yang ditawarkan kepada
customer. Kalau masih ingat beberapa waktu lalu produk-produk Indomie
yang dirilis ke pasaran mengangkat kekayaan kuliner daerah-daerah di
Indonesia. Ini sebuah inovasi dan gebrakan yang berani mengingat
persaingan taste mie instan saat itu lebih cenderung pada rasa yang
sudah sangat familiar di lidah, seperti kari, kaldu dan sejenisnya.
Berbicara konsep iklan, belum lama ini Indomie mengangkat tema
“Kehangatan di tengah perbedaan”. Detik-detik awal iklan tersebut berisi
sorotan terhadap perbedaan atau konflik yang tidak boleh menjadi sumber
perpecahan. Jika baru pertama kali menyimak iklannya, tidak ada yang
menyangka kalau itu iklan dari mie instan. Menjelang iklannya kelar,
barulah nampak kalau itu adalah iklan Indomie.
Belakangan ini, indomie juga mengangkat Al Ghazali sebagai talent
iklannya. Al yang menjadi icon anak muda saat ini diharap dapat membantu
marketing Indomie yang menyasar pasar orang muda di Indonesia.
Respon masyarakat pun luar biasa. Indomie menjadi sebuah produk laris
manis. Bisa ditemukan dengan mudah di warung kaki lima sampai department
store terkemuka. Di konsumsi orang-orang sederhana sampai konglomerat.
Komitmen PT. Indofood untuk menjadikan Indomie sebagai brand terkemuka
pun membuahkan hasil. Sejak tahun 2000-an Indomie telah menyabet
berbagai penghargaan. Seperti misalnya Indonesia Best Brand Award (IBBA)
pada tahun 2003 dan 2014, Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA)
pada tahun 2002, 2005 dan 2011. Untuk urusan pengemasan yang ramah
lingkungan, Indomie pernah memenangkan penghargaan Indonesia Best
Packaging Award pada tahun 2009 untuk produk Indomie rasa Soto Betawi.
Masih banyak lagi penghargaan lain yang diperolehnya. Untuk daftar
selengkapnya, silahkan buka link yang saya sertakan pada akhir artikel
ini.
Nah, belum lama ini Indomie kembali mencuri perhatian. Kantar
Worldpanel, sebuah perusahaan yang bergelut dalam bidang riset pasar dan
industri merilis hasil penelitiannya mengenai produk-produk laris di
Indonesia dalam kategori FMCG (Fast Moving Consumer Goods), atau produk
murah yang perputaran omsetnya relatif cepat. Penelitian yang bertajuk
Brand Footprint 2015 ini mengambil sampling 5.680 rumah tangga di
Indonesia. Hasilnya Indomie adalah produk yang paling sering dicari
untuk konsumsi rumah tangga. Empat produk lain yang juga menempati
urutan teratas adalah Mie Sedap, Royco, So Klin dan Frisian Flag.
Selain sukses membangun brand di dalam negeri, Indomie juga berhasil
memasuki pasar internasional. Sampai saat ini penjualan Indomie telah
menjangkau pasar tidak kurang dari 80 negara mulai dari negara tetangga
seperti Singapura, Malaysia, Hongkong sampai ke Australia, negara-negara
di Timur Tengah bahkan sampai ke Amerika.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/picalgadi/indomie-produk-terlaris-di-indonesia_55764697cd92739843bb9ed4
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/picalgadi/indomie-produk-terlaris-di-indonesia_55764697cd92739843bb9ed4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar